Saturday, May 11, 2013

Pesantren Dan Segala Kearifannya

A.     Pengertian pesantren

            Agama islam datang ke indonesia memberikan dampak yang sangat penting  bagi kehidupan masyarakat jawa baik dari segi budaya, pendidikan, dan kesenian. Terutama dari segi pendidikan, agama islam sangat mempengaruhi corak pendidikan di tanah jawa, dengan pondok pesantrenya.

            Pondok pesantren adalah sebuah lembaga yang pada mulanya tempat menimba ilmu agama bagi masyarakat, namun seiring dengan perkembanagn jaman pondok pesantren tidak hanya mengajarkan masalah-masalah keagamaan, namun juga memasukkan pelajaran-pelajaran umum.

            Pondok adalah tempat tinggal seorang santri yang menimba ilmu, istilah pondok banyak perbedaan dalam pengambilanya,menurut waro (2012:1) pondok yang biasa di pakai dalam tradisi pasundan dan jawa untu menyebutkan sebagai tempat menginap para santri,tidak sepenuhnya berasal dari nusantara tetapi merupakan penyerapan dari bahasa arab yaitu alfunduq yang berarti tempat menginap. Kemudian arti pesantren sendiri adalah dari suku kata pe-santri-an, menurut Zzmzkhsyari Dhofer (dalam waro 2012:1) berasal dari kata sant (manusa baik) dan dari kata tri (suka menolong).

            Menurut Greg Barton (2003:glosari xxiii) pesantren adalah sekolah islam yang menyediakan asrama dengan tekanan husus pada pendidikan islam. Hingga saat ini, kebanyakan pesantren terletak dipedesaan dan hanya berurusan dengan pelaksanaan pendidikan islam tradisional. Akan tetapi, selama dua dasawarsa terahir, sejumlah pesantren telah didirikan di perkotaan, sebagaimana juga telah ada sejumlah pesantren moderen.kurikulum pesantren dewasa ini kebanyakan merupakan perpaduan antara pokok-pokok studi sekular dan juga yang berbahasa arab/bersifat agama. Pelajaran juga di berikan dengan cara yang tak banyak berbeda dengan yang terjadi disekolah-sekolah konvensional sekular.

            Pondok pesantren pertama kali di bawa ke tanah jawa oleh walisongo, maulana malik ibrahim adalah tokoh yang pertama kali memperkenalkan pondok pesantren, kemudian di kembangkan oleh sunan ampel yang merupakan masih famil dari malik ibrahim,yang kemudian murid dari sunan ampel yaitu sunan giri juga mendirikan pesantren di giri daerah gersik, dari situlah kemudian muncul pesantren-pesantren yang menyebar ke seluruh tanah jawa.

B.     Sejarah perkembangan pesantren

            pada awal berkembangya pesantren, pesantren adalah tempat menimba ilmu agama namun setelah beberapa tahun ahirnya pesantren mengalami pergeseran, bukan hanya tempat menimba ilmu agama akan tetapi juga memasukkan ilmu formal, dengan begitu pondok pesantren tidak akan mengalami kemunduran, bahkan akan terus berkembang.

            Metode awal pengajaran di pesantren adalah dengan seorang kiyai atau usrad yang membacakan kitab kuning sambil di terangkan kemudian setelah itu, seorang santri disuruh kembali membaca hasil yang telah di bacakan seorang kiyai atau ustad, setelah itu santri juga di suruh menerangkan, selain itu para santri juga di suruh menghafal bait-bait yang ada di peljaranya, seperti bait imrithi atau al-fiyah, dan pada malam harinya biasanya di adakan musyawaroh yang membahas pelajaran besok harinya, dan pada waktu-waktu tertentu seorang kiyai mengadakan pembacakan kitab di luar jam sekolah diniah, kegiatan semacam itu berulang setiap hari.

            kemudian metode pemngajaran dipeesantren mengalami perubahan, yang pada awalnya hanya mengajarkan pelajaran-pelajaran agama kini banyak pesantren yang juga mengajarka pelajaran- pelajaran umum, menururut Greg Barton (2003:193) “Reformasi besar-besaran terhadap sistem pesantren telah dimulai pada tahun 1970-an dan berlangsumg hingga 1990-an.reformasi inidi fokuskan pada pengubahan kultur pengajaran dan pembelajaran dalam pesantren, lewat perubahan terhadap kurikulum dan metode mengajar usaha-usaha ini berhasil meminimalisasikesenjangan antara mutu pendidikan yang di berikan oleh pesantren yang terbaik dengan yang dapat di peroleh di sekolah-sekolah sekular yang baik sehingga siswa-siswa pesantren yang lebih progresif seringkali bukan saja lebih berdisiplin daripada teman-teman  mereka yang berasal dari sekolah sekular melainkan juga lebih mampu memunculkan pemikiran yang sampai tingkat tertentu.” Dengan adanya reformasi di pesantren yang tidak hanya mengajarkan tentang pendidikan islam tapi juga mengajarkan pengetahuan umum,di harapkan santri-santri yang ada di pesantren tidak buta akan pengetahuan umum dan akan bisa bersaing dengan para lulusan sekolah-sekolah sekular.dengan adanya perubahan tersebut pesantren sampai saat ini masih tetap bertahan dengan berbagai model, model pesantren saat ini ada dua macam yaitu pesantren salaf dan pesantren modern dengan metode yang bermacam-macam menurut ke khasan pesantren masing-masing.Menurut jamal ma’rufa smani model pesantren saaat ini  ada 3 macam yaitu

1.      Pesantren salaf seperti Al-Anwar sarang Rembang

2.      Pesantren modern seperti Gontor ponorogo

3.      Pesantren semi salaf semi modern seperti Tebuireng dan Cipasung Tasikmalaya.

Pesaantren salaf adalah pesantren yang hanya mengajarkan kitab-kitab kuno metodenya dengan menggunakan metode yang kuno, pesantren moderen adalah pesantren yang mempelajari pelajaran-pelajaran umum dan metodenyapun metode yang moderen,pesantren semi salalf semi moderen adalah pesantren yang menggabungkan antara pngetahuan salaf dan pengetahuan moderen metodenyapun dengan menggabungkan kedua metode baik salaf ataupun moderen,sedangkan menurt Zamakhsari pesantren di bagi menjadi dua yaitu pesantren salaf dan pesantren khalf, khalaf ada yang modern dan ada yang semi modern (Zamakhsari Dhofier,Tradisi Pesantren,Studi tentang Pandangan hidup kiai,LP3ES, cet VI,1994,hlm.60) .

Menurut Mahmud Arif (2008:196) pesantren dapat di klasifikasikan menjadi lima tipe, yaitu: pertama, pesantren yang menyelenggarakan pendidikan formal dengan menerapkan kurikulum nasional, baik yang memiliki sekolah keagamaan maupun yang memiliki sekolah keagamaan sekaligus sekolah umum; kedua, pesantren yang menyelenggarakan pendidikan keagamaan dalam bentuk madrasah dan mengajarkan ilmu-ilmu umum meski tidak menerapkan kurikulum nasional; ketiga, pesantren yang hanya mengajarkan ilmu-ilmu agama dalam bentuk madrasah diniah; keempat,pesantren yang hanya menjadi tempat pengajian; dan kelima, pesantren yang disediakan unyuk asrama mahasiswa dan pelajar sekolah umum.

            Pondok pesantren selain sebagai sarana tempat menuntut ilmu bagi para santrinya pondok pesantren juga sebagai sarana untuk memberdayakan santrinya dan masyarakat di sekitar pesantren bisa dilihata pada berbagai pesantren, misalnya seperti pondok pesantren sidogiri yang mempunyai banyak usaha misalnya bank BMT yang telah banyak menyebar di berbagai daerah sekitar pasuruan seperti di probolinggo lumajang, dari situ otomatis banyak tenaga kerja yang di serap.selain itu juga punya usaha seperti pembuatan minuman mineral dan mini market. Selain pondok pesantren sidogiri ada ponndok pesantren Syeh Abdul Qodir Jailani di probolingo yang mempunyai usaha pembuatan minuman mineral dan masih banyak lagi pesantren-pesantren yang mempunyai usaha yang bisa memberdayakan santrinya dan masyarakat sekitarnya, memang pesantren seharusnya bisa mempersiapkan santrinya untuk bisa terjun dan mengabdi kepada masyarakat bukan hanya menguasai pengetahuan tentang keislaman.

            Pemberdayaan masyarakat memang harus dipunyai oleh pesaantren dengan sangat meluasnya pengaruh pesantren sebaiknya pesantren tidak hanya membekali santri-santrinya dengan pengetahuan-pengetahuan kitab kuning atau keislaman, dengan melihat santri yang menetap di pesantren berasal dari berbagai latar belakang yang berbeda, seperti anak seorang petani,anak pedagang,kemudian tidak sedikit orangtuanya yang memang anak dari seorang kyai, dengan banyknya corak latar belakang itu mestinya santri selain dibekali dengan pengetahuan tentang agama sebaiknya juga dibekali dengan keterampilan yang akan dibutuhkan kelak ketika sudah kluar dari pesantren seperti kursus dan pelatihan pelatihan, misalnya kursus bahasa asing, perbengkelan, pertanian, peternaakan dan lain sebagainya.

            Selain memberikan manfaat bagi para santrinya juga memberikan manfaat bagi masysrakat disekitar pesantren, dengan tidak membuang ke hasan pesantren itu sendiriseperti mengkaji kitab-kitab klasik atau ajaran keislaman.

            Pesantren pada era saat ini sebiknya harus berani melakukan  gerakan-gerakan sosial seperti membersihkan lingkungan pada daerah yang ada di sekitar pondok, yang mana pesantren dikenal luas di kalangan masyarakatdengan ketidak bersihan atau kumuh, dengan adanyan gerakan membersihkan lingungan otomatis masyarakat akan mengetahui bahwa pesantren itu tidak kumuh melainkan akan menimbulkan pemikiran bahwa pesantren itu bersih.”Banyak pesantren saat ini kehilangan fungsi sosialnya, terkesan sangat elit. Bagaimana kondisi sosial, ekonomi, keagamaan, moral,politik, dan budaya masyarakat dibiarkan menentukan hidupnya sendiri-sendiri, tentu realitas seperti ini adalah sebuah kekurangan peran pengasuh sebagai pewris nabi,nabi keberadaanya betul-betul dirasakan manfaatnya oleh lingkungan sekitar khusunya dan seluruh manusia pada umumnya, kiyai seharusnya peka terhadap hal-hal yang bisa mendatangkan kemaslahatan manusia. Oleh karena itu pengasuh harus memainkan peran sosialnya dan hal itu akan menjadi teladan bagi santri-santrinya”. Ungkap jamal ma’mur asmani

            Ahir-ahir ini pesantren menurut para peneliti banyak mengalami kemerosotan baik dari segi jumlah atau kualitas husunya pada pesantren-pesantren salaf yang mengalami kemerosotan yang sangat signifikan dari segi jumlah santri ini disebabkan karena adanya beberapa faktor. Faktor yang sangat mempengaruhi adalah faktor dimana perkambangan zaman saat ini tidak hanya menuntut untu menuntut ilmu agam saja tapi juga harus di tunjang dengan ilmu umum, ini yang menyebabkan para wali santri enggan menaruh anaknya dipondok salaf sehingga mengurangi jumlah santri di pondok salaf, selain itu untuk melamar pekerjaanpun harus dengan menggunakan ijazah sekolah formal,sedangkan dipondok salaf ijazahnya tidak diakui, padahal para santri setelah keluar dari pesantren juga membutuhkan pekerjaan.Dari segi keilmuan pesantren juga mengalami kemereosotan ini disebabkan karena kurang fokusnya para santri untuk belajar di sebabkan karena padatnya kegiatan yang ada di pesantren misalnya pagi sampai sore santri diharuskan sekolah formal,setelah itu santri di haruskan sekolah diniah, sehingga pada malam harinya santri sudah mengalami keletihan untuk mengulangi pelajaran yang telah diterima pada pagi dan sorenya.   Menurur Jamal Ma’mur asmani (FIQH SOSIAL 2007:192) Pada saat ini perkrmbangan pesantren mengalami kemunduran baik pesantren yang salaf ataupun yang kholaf hal ini di sebabkan oleh berbagai faktor

1.      Penguasaan ilmu agama. Yang namanya santri, dimana-mana,dan ini adalah trade marknya , adalah penguasaanya akan ilmu pengetahuan agama. Karena disitulah letak potensi dasar yang diharapkan dan menjadi tumpuan masyarakat. Namun kenyataan saat ini berbicara lain. Banyak atau kalau bisa dikatakan mayoritas santri dari tahum ketahun terus mengalami ke merosotan tajam.kitab kitab yang dulunya menjadi kesenanngan para santri dan betul-betul di kaji secara mendalam seperti jurumiyah (nahwu), aqidatul awam (tauhid), taqrib (fiqh), sekarang menjadi langka, memang ada pengajian kitab, apakah dalam bentuk diniyah, bandongan, atau sorogan,namun semua itu hanyalah rutinitas yang kurang bermakn, mengapa? Karena perhatian dan konsentrasi santri yang sudah terfokus pada pelajaran umum di sekolah.mereka mengikuti pengajian dipesantren karena peraturan pondok yang mewajibkanya.mereka akan sibuk dengan belajar fisika, kimia,bahasa inggris, biologi dan lain lain.

2.      Kualitas ilmu umum di bawah sekolah negeri. Karena harys mengikuti pengajian yang jadwalnya padat pelajaran disekolahpun jadi terganggu

3.      Akhlak santri yang sangat jelek.saalah satu contohnyabagaimana mereka bertututr sapa dengan sesama temanya, banyak yang tidak memakai nama aslinya tapi memakai nama ejekan, tapi karena sudah terbiasa yang dipanggil juga mau, kalau santri dulu memanggil yang lebih tua dengan kang, dan yang lebih muda dengan sebutan dik,namun sekarang tidak. Tidak ada bedanya antara yang tua dan yang muda

4.      Dari sisi cara berpakainpun berbeda. Kalau dulu biasanya pakai sarung,sekarang sudah agak malas pakai sarung, kebanyakan sudah banyak yang pakai celana, kaos oblong, bahkan tidak sedikir yang memakai celana pendek ketika sudah pulang ke rumah masing-masing.bahayanya bukan hanya sekedar kaos dan celananya, namin dalam hati, pikiran, dan perasaan sudah ada image malu ketika memakai sarung, baju lengan panjang, songkok dan aneka ragam identitas santri lainya.

5.      Hilangnya orientasi perjuangan. Orientasi belajar bukan bukan untuk mengabdi kepada masyarakat, memajukan dan mengembangkan dakwah islam, namun mencari lapangan pekerjaan, bagaimana mendapatkan uang, jabatan, kekuasaan, dan status sosial lainya. Bagaimana bisa berkarir setinggi langit,tidak peduli apakah lingkungan masyarakatnya membutuhkan atau tidak, sengsara atau tidak. Yang penting perut kenyang, rumah mewah,mobil mewah, fasilitas mewah dan sarana prasarana semuanya lengkap dan mewah

6.      Hilangnya mental kepeloporan dan keperintisan. Santri menjadi takut atau kurang berani menghadapi tantangan ekonomi, sosial, dan budaya, sehingga daya percobaanya dan daya spekulasinya menurun atau hilanng samaa sekali.menjadi PNS, atau kerja keantor lainya akan membawa mental psykologi orang menjadi pasif.karena setiap hari telah dipenuhi bertumpuk tumpuk kerja kantor yang tidakda habis-habisnya. Akhirnya tidak ada lagi kreasi dan inovasiyang di banggakan.

Dengan adanya fakta seperti itu bisa menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap minatnya pada pesantren, dengan begitu pesantren lama kelamaan akan ditinggalkan oleh masyarakat, padahal kalau melihat lebih kebelakang dengan banyaknya tokoh yang lahir dari pesantren seperti Kyai Hasyim Asy’ari, Kyai wahab, Kyai Wahid Hasyim, dan banyak lagi yang lainya, mereka-mereka itu adalah hasil didikan dari pesantren.

Selain kemerosotan dari segi jumalah dan kualitas santri, pesantren mengalami kemerosotan dari segi para pengasuh pesantrenya, dimana para pengasuh saat ini sudah tidak fokus terhadap pengajianya sehingga tidak mengetahui seberepa jauh perkembangan kalihal yang berbau Riyadloh atau tirakat, para pengasuh saat ini sibuk dengan pekerjaanya masing-masing, mulai dari pekerjaan yang menghasilkan uang atau pekerjaan yang menghasilkan kekuasaan, itu bisa dilihat dari banyaknya kyai yang mencalonkan menjadi anggota legislatif, dan tidak sedikit yang mencalonkan sebagai walikota atau bupati, dengan begitu para kyai tersebut sudah berkurang perhatianya terhadap pesantren yang dibinanya sehingga menurukan kualitas dari pesantrenya.

Jika dibandingkan dengan Kyai-kyai pada jaman lalu jauh sekali pengorbananya terhadap perkembangan pesantrenya, bisa dilihat Mbah Salam (KH. Abdullah Salam) Kajen,setiap malam, kyai yang terkenal wali keramat ini, sekitar jam 11 malam, pergi ke makam Mbah Mutamakkin. (jamal ma’ruf asmani 2007:199)

Pada era seperti saat ini sangat sulit sekali menemukan santri yang melakukan kegiatan seperti santri dahulu, santri pada jaman dahulu sangat bekerja keras untuk mencari mutiara-mutiara ilmu, dengan ditemani tumpukan-tumpukan kitab kuning,melakukan diskusi sampai dinihari, dengan melakukan salat tahajud, dengan berpuasa sampai bertahun-tahun, bandingkan dengan santri saat ini yang sangat berlawanan dengan santri dahulu, ngobrol sampai tengah malam, ahlaknyapun perlu dipertanyakan, jarang melakukan salat berjamaah, tidak puasa sunnah. Dilihat dari tingkah yang seperti itu sangat wajar jika pesantren saat ini mengalami penurunan baik kualitas maupun kuantitas.

Meskipun dengan adanya fakta yang seperti itu, pesantren masih sangat berguna untuk pembentukan moral atau etika bagi anak muda seperti saat ini, kita bisa melihat pelajar-pelajar kita setiap harinya ada saja yang tawuran, itu membuktikan bahwa pendidikan moral yang diajarkan disekolah-sekolah formal kurang berhasil,sedangkan tawuran antar santri sangat sulit ditemukan, ini membuktikan bahwa pesantren dengan metode-metodenya yang khas bisa menyelesaikan maslah tawuran seperti itu. dengan demikian pesantren masih punya kelebihan-kelebihan jika di bandingkan dengan metode pendidikan yang lain,menurut Dr. Mahmud Arif kelebihan yang lain dari pesantren adalah pertama,sistem pemondokan yang memungkinkan pendidikmelakukan tuntunan dan pengawasan secara langsung kepada para santri, kedua, keakraban antara santri dengan kiyai yang sangat kondusif bagi pemerolehan pengetahuan yang hidup, ketiga, kemampuan pesantren dalam mencetak lulusan yang memiliki kemandirian, keempat, kesederhanaan pola hidup komunitas pesantren, kelima, murahnya biaya penyelenggaraan pendidikan pesantren.

Dengan kelebihan dan kekurangannya, pesantren merupakan bagian dari corak budaya bangsa, yang memiliki peranan besar dalam membantu perkembangan pendidikan di tanah air, bukan hanya itu, pesantren juga menumbuhkan masyarakat yang swadaya dan swasembada.terkait dengan sikap pesantren terhadap dunia luar, terdapat asumsi bahwa pesantren alergi terhadap perubahan. Asumsi ini jelas tidak berdasr. Sebab, akhir-akhir ini, dinamika pesantren terbukti telah banyak yang jauh melampaui definisi awalnya dan funsi tradisionalnya, yakni sebagai lembaga keagamaan yang berfungsi sekedar untuk tafaqquh fi ad-din dalam makna sempitnya, dan pesantren dikala masih dipahami sekadar berfungsi; mempraktekan ilmu-ilmu islam, memelihara tradisi islam, dan memproduksi ulama.

Peran pesantren yang sangat penting di masyarakat, menjadikan pesantren oleh sebagian masyarakat sebagai suatu lembaga yang berkonsentrasi untuk pembentukan akhlak atau moral bagi anak-anak mereka. Pesantren bisa bertahan sampai saat ini sebagai sebuah lembaga pendidikan dikarenakan ikatan yang sangat kuat antara kiyai dan santri, baik ikatan keilmuwan atau ikatan kekeluargaan, tidak jarang seorang santri yang mempunyai ilmu yang dalam di jadikan menantu oleh kiyainya, dengan demikian akan membentuk keterikatan kekeluargaan,bahkan seorang anak dari kyai membuat pesantren sendiri yang merupakan cabang dari pondok yang yang didirikan oleh ayahnya, banyak contoh seperti di pesantren Lirboyo, yang pada mulanya hanya ada satu pondok yang didirkan olek kyai Abdul Karim, kini banyak pesantren yang didirikan oleh para keturunanya, sehingga pesantren tersebut tidak akan mati, menurut Ahmad arif (Pendidikan Islam Transformatif 2008:172)

“Eksistensi pesantren bermula dari fungsinya sebagai tempat pendidikan elementer keagamaan, lalu setapak demi setapak melangkah menuju fungsinya sebagai tempat pendidikan keagamaan lanjutan dan pendalaman, bahkan lebih jauh dari itu. dengan demikian, pandangan yang mengatakan bahwa pesantren adalah lembaga pendidikan dan pusat penyiaran islam tertua dan asli di indonesia tentunya sangat beralasan. Bila dipetakkan khazanah pesantren tersebut paling tidak dapat ditinjau dari tiga sisi, yaitu (a) sisi internal pesantren, (b) jalinan mata rantai pesantren, dan (c) hubungan dunia pesantren dengan lingkungan sekitar”.

C.     Kesimpulan

Pondok pesantren adalah pendidikan islam yang menyediakan asrama-asrama, dengan metode metode yang di berlakukan di masing-masing pesantren, macam-macam pesantren di indonesia ada 3 yaitu: pesantren salaf, pesantren moderen, pesantren semi saalaf semi moderen.

Pendidikan pesantren sangat berpengaruh bagi pendidikan di tanah air, tidak sedikit keluaran pesantren yang menjadi pejabat di daerah,pendidikan pesantren membantu membentuk moral bangsa yang ahir-ahir ini banyak di pertanyakan, dimana di pesantren sangat ditekankan sekali pendidikan moral.

Di pesantren saat ini banyak mengalami kemunduran yang di sebabkan

1.      Penguasaan ilmu agama yang menurun

2.      Kualitas ilmu umum di bawah sekolah negeri

3.      Ahlak santri yang sangat jelek

4.      Dari segi cara berpakaian

5.      Hilangnya orientasi perjuangan

6.      Hilangnya mental kepeloporan atau keperintisan.

   

Daftar Pustaka

Greg Barton. 2003. Biografi Gus Dur The Authorized Biography Of ABDURRAHMAN WAHID. Yogyakarta. Lkis

Mahmud Arif. 2008. Pendidikan Islam Transformatif. Yogyakarta. Lkis

Jamal Ma’mur Asmani. 2007. Fiqh Sosial Kiai Sahal Mahfudh Antara Konsep dan Implementasi

http// sejarah perkembangan pesantren.com/, di akses 21 April 2013

No comments:

Post a Comment